SO , gue adalah orang yang suka musik apapun .
gue suka banget ama musik METAL ketika gua lagi kesel , marah , BT , sedih , gag semagat . karena hal itu ngbuat gue semangat lagi donk..
but buat sebagian orang musik ini identik dengan aliran-aliran sesat gitu , hahaahaaa
padalahal mah kaga juga kalo kita ngerti dan tau tuh kaga juga si cuman ini mah musik tentang aspirasi dan betuk protes aja .
gue gag suka band-band Metal dan musik musik yang asli Indonesia karena banyak banget yang gag kena ke hati jadi suka banget gue sama satu Band Metal yang namanya Obituary.
OBITUARY adalah logam band death Amerika yang dibentuk pada tahun 1984 di Tampa, Florida bawah Executioner nama, kemudian mengubah ejaan nama untuk Xecutioner, dan kemudian berganti nama menjadi Obituary pada tahun 1988. Band ini terdiri dari vokalis John Tardy, drummer Donald Tardy, gitaris Trevor Peres dan bassis Terry Butler. Band ini merupakan tindakan mendasar dalam perkembangan musik death metal [1] dan salah satu band death metal yang paling sukses di dunia. [2]The End Complete Telah terjual lebih dari 550.000 eksemplar dalam penjualan di seluruh duniaIsi
SejarahObituary adalah salah satu band pelopor dari genre death metal. Didirikan sebagai algojo di Seffner, Florida pada 1984. Mereka segera menjatuhkan "E" dari nama mereka karena band lain dengan nama yang sama, menjadi Xecutioner. Pada saat itu band ini terdiri dari John Tardy (vokal), Allen Barat (lead guitar), JP Chartier (gitar), Jerome Grable (bass) & Donald Tardy (drum). Band ini merilis demo pada tahun 1985, 1986, dan 1987, demo 1985 sebagai algojo dan demo 1986 dan 1987 sebagai Xecutioner. Mereka membuat debut mereka pada tahun 1987 vinil dengan dua lagu ("Cari The Bangunlah" & "Seperti The Dead") pada kompilasi Death Raging. Tidak lama setelah rilis, Grable diganti dengan bassist Daniel Tucker. Sesaat sebelum rilis album pertama pada tahun berikutnya, Perlahan Kami Rot, mereka berganti nama menjadi Obituary. Band ini masih tetap menjadi bagian dari gerakan berpengaruh death metal Florida yang muncul pada akhir 1980-an.Setelah Kembali tahun 1997 dari album Mati, band ini sudah bosan tur, yang menyebabkan pembubaran band. Selama hiatus, Donald Tardy bermain di band tur Andrew WK itu (selama penampilan WK pada Saturday Night Live Tardy mengenakan kemeja Obituary). Allen West berfokus pada dua proyek, lowbrow dan Six Feet Under sementara tidak bermain di Obituary. Trevor Peres membentuk Bencana pada tahun 2001, yang merilis satu album, Cleansing, dalam tahun yang sama. Obituary direformasi pada tahun 2003 dan Bencana terus ada di samping Obituary direformasi. Sebuah album reuni, Frozen in Time, dirilis pada tahun 2005. DVD pertama band hidup, beku Hidup, dirilis pada bulan Januari 2007.Obituary ditandatangani dengan Rekor Candlelight untuk berikutnya dua album, Kembali Xecutioner ini (2007) dan Hari Darkest (2009), serta EP Left to Die (2008). Sebuah konser DVD rilis juga mengumumkan untuk Januari 2010. [3] Pada April 2010, menurut vokalis John Tardy, Obituary telah mulai bekerja pada materi baru untuk album mereka berikutnya. [4] Ini akan menjadi album pertama Obituary tidak menjadi direkam dengan bassist lama Frank Watkins sejak 1989 album debut mereka Perlahan Kami Rot. Menurut gitaris Trevor Peres, Obituary tidak memiliki label rekaman, tetapi mereka telah melakukan pembicaraan dengan penandatanganan Rekor Century Media. [5]AnggotaSaat anggota
John Tardy - vokal (1984-sekarang)
Trevor Peres - rhythm guitar (1984-sekarang)
Donald Tardy - drum (1984-sekarang)
Terry Butler - bass guitar (2010-sekarang)Mantan anggota
Jerome Grable - bass guitar (1984-1988)
Allen West - lead guitar (1984-1989, 1992-2006)
JP Chartier - lead guitar (1986)
Daniel Tucker - bass guitar (1988-1989)
Frank Watkins - bass guitar (1989-2010)
James Murphy - lead guitar (1990)
Ralph Santolla - lead guitar (2007-2011)Hidup anggota
Kenny Andrews - bass guitar (2010)
Steve DiGiorgio - bass guitar (2010)
Lee Harrison - gitar (2012)DiskografiStudio album
Perlahan Kami Rot (1989)
Penyebab Kematian (1990)
The End Complete (1992)
Dunia Demise (1994)
Kembali dari Mati (1997)
Frozen in Time (2005)
Xecutioner ini Kembali (2007)
Darkest Day (2009)
Untitled album studio kesembilan (2013) [4]Hidup album
Mati (1998)DVD
Beku Hidup (2006)
Hidup Xecution Partai San 2008 (2010) [3]
Diperpanjang memainkan
Jangan Peduli (1994)
Kiri untuk Die (2008)
Kompilasi album
Anthology (2001)
Yang Terbaik dari Obituary (2008)
ini dia yang paling gue suka guys, kalo lo mau dengerin lagu lagu mereka pasti bakalan semangat lagi deh ..
selain gue paling suka sama ini musik ini karena ngbuat gue semangat gue juga sangat suka sama musik REGAE mungkin bertolak belakang si tapi kan hak gue lagi mau suka ama musik ape juga ia kan ??
musik ini gue dengein ketika gue lagi santai, senang, ketawa-ketawa lagi kumpul ama temen gue.
ini banyak jenis musiknya
gue suka banget ama musik METAL ketika gua lagi kesel , marah , BT , sedih , gag semagat . karena hal itu ngbuat gue semangat lagi donk..
but buat sebagian orang musik ini identik dengan aliran-aliran sesat gitu , hahaahaaa
padalahal mah kaga juga kalo kita ngerti dan tau tuh kaga juga si cuman ini mah musik tentang aspirasi dan betuk protes aja .
gue gag suka band-band Metal dan musik musik yang asli Indonesia karena banyak banget yang gag kena ke hati jadi suka banget gue sama satu Band Metal yang namanya Obituary.
OBITUARY adalah logam band death Amerika yang dibentuk pada tahun 1984 di Tampa, Florida bawah Executioner nama, kemudian mengubah ejaan nama untuk Xecutioner, dan kemudian berganti nama menjadi Obituary pada tahun 1988. Band ini terdiri dari vokalis John Tardy, drummer Donald Tardy, gitaris Trevor Peres dan bassis Terry Butler. Band ini merupakan tindakan mendasar dalam perkembangan musik death metal [1] dan salah satu band death metal yang paling sukses di dunia. [2]The End Complete Telah terjual lebih dari 550.000 eksemplar dalam penjualan di seluruh duniaIsi
SejarahObituary adalah salah satu band pelopor dari genre death metal. Didirikan sebagai algojo di Seffner, Florida pada 1984. Mereka segera menjatuhkan "E" dari nama mereka karena band lain dengan nama yang sama, menjadi Xecutioner. Pada saat itu band ini terdiri dari John Tardy (vokal), Allen Barat (lead guitar), JP Chartier (gitar), Jerome Grable (bass) & Donald Tardy (drum). Band ini merilis demo pada tahun 1985, 1986, dan 1987, demo 1985 sebagai algojo dan demo 1986 dan 1987 sebagai Xecutioner. Mereka membuat debut mereka pada tahun 1987 vinil dengan dua lagu ("Cari The Bangunlah" & "Seperti The Dead") pada kompilasi Death Raging. Tidak lama setelah rilis, Grable diganti dengan bassist Daniel Tucker. Sesaat sebelum rilis album pertama pada tahun berikutnya, Perlahan Kami Rot, mereka berganti nama menjadi Obituary. Band ini masih tetap menjadi bagian dari gerakan berpengaruh death metal Florida yang muncul pada akhir 1980-an.Setelah Kembali tahun 1997 dari album Mati, band ini sudah bosan tur, yang menyebabkan pembubaran band. Selama hiatus, Donald Tardy bermain di band tur Andrew WK itu (selama penampilan WK pada Saturday Night Live Tardy mengenakan kemeja Obituary). Allen West berfokus pada dua proyek, lowbrow dan Six Feet Under sementara tidak bermain di Obituary. Trevor Peres membentuk Bencana pada tahun 2001, yang merilis satu album, Cleansing, dalam tahun yang sama. Obituary direformasi pada tahun 2003 dan Bencana terus ada di samping Obituary direformasi. Sebuah album reuni, Frozen in Time, dirilis pada tahun 2005. DVD pertama band hidup, beku Hidup, dirilis pada bulan Januari 2007.Obituary ditandatangani dengan Rekor Candlelight untuk berikutnya dua album, Kembali Xecutioner ini (2007) dan Hari Darkest (2009), serta EP Left to Die (2008). Sebuah konser DVD rilis juga mengumumkan untuk Januari 2010. [3] Pada April 2010, menurut vokalis John Tardy, Obituary telah mulai bekerja pada materi baru untuk album mereka berikutnya. [4] Ini akan menjadi album pertama Obituary tidak menjadi direkam dengan bassist lama Frank Watkins sejak 1989 album debut mereka Perlahan Kami Rot. Menurut gitaris Trevor Peres, Obituary tidak memiliki label rekaman, tetapi mereka telah melakukan pembicaraan dengan penandatanganan Rekor Century Media. [5]AnggotaSaat anggota
John Tardy - vokal (1984-sekarang)
Trevor Peres - rhythm guitar (1984-sekarang)
Donald Tardy - drum (1984-sekarang)
Terry Butler - bass guitar (2010-sekarang)Mantan anggota
Jerome Grable - bass guitar (1984-1988)
Allen West - lead guitar (1984-1989, 1992-2006)
JP Chartier - lead guitar (1986)
Daniel Tucker - bass guitar (1988-1989)
Frank Watkins - bass guitar (1989-2010)
James Murphy - lead guitar (1990)
Ralph Santolla - lead guitar (2007-2011)Hidup anggota
Kenny Andrews - bass guitar (2010)
Steve DiGiorgio - bass guitar (2010)
Lee Harrison - gitar (2012)DiskografiStudio album
Perlahan Kami Rot (1989)
Penyebab Kematian (1990)
The End Complete (1992)
Dunia Demise (1994)
Kembali dari Mati (1997)
Frozen in Time (2005)
Xecutioner ini Kembali (2007)
Darkest Day (2009)
Untitled album studio kesembilan (2013) [4]Hidup album
Mati (1998)DVD
Beku Hidup (2006)
Hidup Xecution Partai San 2008 (2010) [3]
Diperpanjang memainkan
Jangan Peduli (1994)
Kiri untuk Die (2008)
Kompilasi album
Anthology (2001)
Yang Terbaik dari Obituary (2008)
ini dia yang paling gue suka guys, kalo lo mau dengerin lagu lagu mereka pasti bakalan semangat lagi deh ..
selain gue paling suka sama ini musik ini karena ngbuat gue semangat gue juga sangat suka sama musik REGAE mungkin bertolak belakang si tapi kan hak gue lagi mau suka ama musik ape juga ia kan ??
musik ini gue dengein ketika gue lagi santai, senang, ketawa-ketawa lagi kumpul ama temen gue.
ini banyak jenis musiknya
Musik Reggae
Tahun 1968 banyak disebut sebagai
tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang
menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik
masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di
kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama
musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar
dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial
dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
Kata “reggae” diduga berasal dari
pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti
hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau
reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B
yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso,
Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya
dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu
reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B
yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik
Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan
musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik
(up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan
ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.
Teknik para musisi Ska dan
Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi
reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan
rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola
lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan,
cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat,
pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait
dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik
humanistik dan universal.
Album “Catch A Fire” (1972) yang
diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae
hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang
pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae
oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee
‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi
aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip
hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.
Jamaika
Akar musikal reggae terkait erat
dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus
pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku
Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak
“xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan
Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan
oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika.
Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang
bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai
dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek
perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula
dunia.
Di tengah kerja berat dan ancaman
penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah
kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan
kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming)
sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun
membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli
Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat
luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika
masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.
Musik reggae sendiri pada awalnya
lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu
kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para
musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan
ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta
gaya hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik
dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis
mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik
dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘rasta’
dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam kata lain, dreadlock
dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring
berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.
Musik reggae, sebutan rastaman,
telah menjadi satu bentuk subkultur baru di negeri ini, di mana
dengannya anak muda menentukan dan menggolongkan dirinya. Di sini, musik
reggae menjadi penting sebagai sebuah selera, dan rastaman menjadi
sebuah identitas komunal kelompok social tertentu. Tinggal bagaimana
para pengamat social dan juga para anggota komunitas itu memahami diri
dan kultur yang dipilihnya, agar tidak terjadi penafsiran keliru yang
berbahaya bagi mereka. Penggunaan ganja adalah salah satu contohnya, di
mana reggae tidak identik dengan ganja serta rastafarianisme pun
bukanlah sebuah komunitas para penghisap ganja.
Sebuah lagu dari “Peter Tosh”
(nama aslinya Peter McIntosh), pentolan The Wairles yang akhirnya
bersolo karier. Dalam lagu ini, Peter Tosh menyatakan dukungannya dan
tuntutannya untuk melegalkan ganja. Karena lagu ini, ia sempat ditangkap
dan disiksa polisi Jamaika.
Menurut sejarah Jamaica, budak
yang membawa drum dari Africa disebut “Burru” yang jadi bagian aransemen
lagu yang disebut “talking drums” (drum yang bicara) yang asli dari
Africa Barat. “Jonkanoo” adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan
Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik)
dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng.
Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru
disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch
itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa
Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang -
orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento.
Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar,
banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini
kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik
Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento
masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40
- 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music,
dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya
adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan
ketukan cepat “bop”. Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan
bentuk tarian “skankin” pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain
Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian
dianggap sebagai pencipta “ska”. Perkembangan Ska yang kemudian
melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan “Rock Steady”
yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari
group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
“Reggae & Rasta”
Bob Marley tentunya adalah bimtang
musik “dunia ketiga” pertama yang jadi penyanyi group Bob Marley &
The Wailers dan berhasil memperkenalkan reggae lebih universal. Meskipun
demikian, reggae dianggap banyak orang sebagai peninggalan King of
Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley. Ditambah lagi dengan hadirnya
“The Harder they Come” pada tahun 1973, Reggae tambah dikenal banyak
orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian memang membawa kesedihan besar
buat dunia, namun penerusnya seperti Freddie McGregor, Dennis Brown,
Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita Marley serta beberapa kerabat
keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah jelas pembentuk musik Reggae
yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk menyebarkan Rasta keseluruh
dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari ska yang menjadi elemen
style American R&B dan Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga
ada pengaruh : folk music, musik gereja Pocomania, Band jonkanoo,
upacara - upacara petani, lagu kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi
adalah bentuk musik paling alami yang sering dimainkan pada saat
pertemuan - pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan
repeater : contoh ada di Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae
sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller),
budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan
kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan
pemerintahan dan pergerakan Black Power di US kemudian mendorong
bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun terjadi seiring
perkembangan ini.
“Apa sih Reggae”
Reggae sendiri adalah kombinasi
dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu
rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika
dan memasukkan ketukan putus - putus tersendiri, strumming gitar ke arah
atas, pola vokal yang ‘berkotbah’ dan lirik yang masih seputar tradisi
religius Rastafari. Meski banyak keuntungan komersial yang sudah didapat
dari reggae, Babylon (Jamaika), pemerintah yang ketat seringkali
dianggap membatasi gerak namun bukan aspek politis Rastafarinya.
“Reg-ay” bisa dibilang muncul dari anggapan bahwa reggae adalah style
musik Jamaika yang berdasar musik soul Amerika namun dengan ritem yang
‘dibalik’ dan jalinan bass yang menonjol. Tema yang diangkat emang
sering sekitar Rastafari, protes politik, dan rudie (pahlawan hooligan).
Bentuk yang ada sebelumnya (ska & rocksteady) kelihatan lebih kuat
pengaruh musik Afrika - Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga
mengisi ‘lubang - lubang’ iringan yang kosong serta drum yang kompleks.
Di Reggae kontemporer, permainan drum diambil dari ritual Rastafarian
yang cenderung mistis dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem
dan bertitik berat pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.
“Tidak asli Jamaika”
Reggae memang adalah musik unik
bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari New Orleans R&B. Nenek
moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari New Orleans R&B yang
didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik lewat radio
transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas - pasan dan
putus - putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi
populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik,
merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya
diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi
sekuat Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam
dari Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika
pada dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus,
tempat umum, tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat
kondisi sulit dan mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri.
Hasilnya, Reggae musik bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga
membawa pesan cinta, damai, kesatuan dan keseimbangan serta mampu
mengendurkan ketegangan.
“It’s Influences”
Saat rekaman Jamaika telah
tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya menyebutkan berapa banyak genre
musik popular sebesar Reggae selama dua dekade. Hits - hits Reggae
bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang Rock asli mulai Eric Clapton
sampai Stones hingga Clash dan Fugees. Disamping itu, Reggae juga
dianggap banyak mempengaruhi pesona tari dunia tersendiri. Budaya
‘Dancehall’ Jamaika yang menonjol plus sound system megawatt, rekaman
yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan lantunan rap dengan
iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan yang luar
biasa.Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah diasimilasi
menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar